BAB I
PENDAHULUAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI BERUPA WEBSITE UNTUK INFORMASI DALAM MEMUDAHKAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI KELURAHAN PLEBURAN KOTA SEMARANG
1.1 Latar Belakang
Reformasi dilakukan untuk mewujudkan aparatur negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas praktek praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan pelayanan yang prima sebagaimana diharapkan masyarakat. Diberlakukannya Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebabkan Pemerintah Daerah berwenang dalam mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahnnya sendiri. Salah satu bentuk kewenangan yang diberikan adalah untuk mengusahakan pelayanan publik yang lebih baik di tingkat pemerintahan daerah.
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam ruang lingkup pendidikan, kesehatan, lingungan hidup, pekerjaan, usaha, dan lainnya. Penyelenggara pelayanan publik menurut Undang-Undang No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Kelurahan sebagai salah satu penyelenggara pelayanan publik di level terendah dalam Pemerintah Daerah tidak dapat dikesampingkan peranannya. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Kelurahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan daerah, diantaranya melalui pemberian pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Pelayanan kepada masyarakat utamanya di bidang pelayanan publik merupakan satu keharusan agar tercipta suasana pelayanan yang lebih efektif, efisien, cepat dan mudah bagi masyarakat. Namun pada realitanya di masyarakat masih timbul persepsi negatif akan kualitas pelayanan publik. Masyarakat pada umumnya masih merasa pelayanan publik yang diberikan belum optimal, dapat dilihat dari layanan yang diberikan terkesan terlalu birokratis, tidak transparan, terlalu panjang dan dirasakan seringkali berbelit-belit.
Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa. Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Salah satu kelurahan di Kota Semarang adalah Kelurahan Pleburan yang berada wilayah Kecamatan Semarang Selatan. Kelurahan Pleburan mempunyai luas wilayah + 69.145 ha, dengan jumlah penduduk + 6.518 jiwa yang terdiri dari laki-laki + 3.243 jiwa dan perempuan + 3.275 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak + 2.323 Kepala Keluarga (KK) yang terbagi dalam 6 Rukun Warga (RW) dan 50 Rukun Tetangga (RT) yang penduduknya memiliki berbagai mata pencaharian. Salah satu permasalahan yang terjadi di Kelurahan Pleburan adalah pelayanan publik yang belum optimal. Pada umumnya masyarakat Kelurahan Pleburan banyak yang belum paham dan mengetahui akan syarat-syarat serta bagaimana mekanisme atau alur pelayanan pembuatan surat-surat di Kelurahan. Sehingga banyak masyarakat yang harus bolak-balik ke Kelurahan saat mengurus surat-surat di Kelurahan. Sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kelurahan Kota Semarang, tugas Kelurahan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota. Susunan organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Sekretaris, Seksi Pemerintahan, Seksi Pembangunan, Seksi Kesejahteraan Sosial, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas Menyiapkan Bahan, mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan serta mengevaluasi bidang pemerintahan sedangkan fungsi dari Seksi Pemerintahan adalah :
a. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang pemerintahan;
b. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pemerintahan;
c. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang Pemerintahan;
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan musyawarah kelurahan bersama dengan RT/RW dan tokoh masyarakat;
e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemberian pelayanan dan administrasi di bidang kependudukan;
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan data monografi kelurahan baik statis dan dinamis;
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyajian data kependudukan dan grafik di bidang pemerintahan;
h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan PBB;
i. Menyiapkan bahan administrasi pertanahan guna membantu proses pembuatan akta tanah, jual;-beli, akta waris, akta hibah, serta tukar menukar, akta pemindahan dan pembagian, akta pembagian harta dan warisan di bawah koordinasi Kecamatan;
j. Menyiapkan bahan dan melaksanakan persiapan pelaksanan dan Pengawasan Pemilihan umum (PEMILU) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana program tahunan Kelurahan (RPTK);
l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban Kelurahan (LPJ);
m. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan rukun tetangga (RT) / Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Forum Interaktif Masyarakat (FIM) dan Kelompok Interaktif Masyarakat (KIM);
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan bidang tugasnya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan serta agar pembahasan lebih
terarah, maka penulis memberikan batasan-batasan pembahasan masalah, yaitu mengenai peran teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dan aplikasi pemanfaatannya.
1.3. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini, Penulis menggunakan dua metode. Metode pertama yaitu
studi kepustakaan, untuk kegiatan ini Penulis melakukan pendekatan dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi penulisan serta melakukan browsing (menjelajah) situs-situs yang berhubungan dengan penulisan ini. Dan metode kedua adalah analisa, dalam metode ini penulis melakukan analisa terhadap observasi yang dilakukan.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penulisan makapenulisan ini
dibagi menjadi empat bab, dan masing-masing dibagi menjadi beberapa anak bab.
Bab I Pendahuluan
Bab pertama ini membahas latar belakang, tujuan, rumusan masalah dan Tujuan Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menyampaikan penjelasan mengenai teori-teori yang mendukung atau landasan bagi keseluruhan bahsan pada penulisan ini. Yaitu teori mengenai definisi 2 teknologi, teknologi Jaringan, teknologi Pelatihan penggunaan IT serta macam-macam teknologi.
Penulis menganalisa permasalahan pada area organisasi yang bermasalah di Kelurahan Pleburan menggunakan model diagnosa Leavitt’s Model (1965), adapun sebagai berikut :
Gambar 1.1
Leavitts Model
1. Struktur (structure)
Secara struktur organisasi di Kelurahan Pleburan Kecamatan Semarang Selatan sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang, namun dalam pelayanan publik Kelurahan Pleburan Kecamatan Semarang Selatan masih terdapat beberapa permasalahan, diantara adalah:
- Kurang optimalnya alur pelayanan di Kelurahan Pleburan
- Kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait
- Jabatan struktural sebanyak 6 jabatan
- Dana anggaran yang minim (struktur anggaran)
2. Tugas (task)
- Masih kurangnya penyampaian informasi kepada masyarakat berkaitan dengan pengurusan surat-surat di Kelurahan ;
- Cara penyampaian informasi kepada masyarakat diantaranya melalui surat-menyurat dan rapat-rapat;
- Pelayanan kepada masyarakat masih menggunakan metode manual dan belum optimal ;
- Penugasan yang belum sesuai tupoksi dikarenakan keterbatasan jumlah pegawai ;
- Pengarsipan surat-surat yang masih belum tertata dengan baik.
3. Sumber daya manusia (People/ Actor)
- Masih kurangnya jumlah pegawai kelurahan, hanya 9 orang pegawai termasuk Lurah ;
- Masih terdapat pegawai yang belum terampil mengoperasikan computer ;
- Masih kurangnya pelatihan dan bimbingan teknis kepada pegawai Kelurahan ;
4. Teknologi
- Sarana prasarana pendukung yang minim dan kurang lengkap ;
- Website Kelurahan belum dimanfaatkan secara maksimal
- Ruang kerja dan ruang pelayanan umum yang kurang representatif ;
- Peralatan kerja yang kurang lengkap dan belum modern (belum update).
Setelah menganalisa permasalahan yang ada di Kelurahan Pleburan Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang maka permasalahan yang menjadi isu strategis adalah kurang optimalnya pelayanan publik yang diantaranya disebabkan oleh kurangnya penyampaian informasi dan pemahaman tertib administrasi kepada masyarakat tentang syarat-syarat, prosedur dan waktu penyelesaian layanan serta masih kurangnya media penyampaian informasi di Kelurahan Pleburan.
2.1. Pengertian Teknologi
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupamesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi Sistem Informasi juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya. Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi Informasi bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar
manusia. (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari adanya permasalahan dalam pendidikan.
2.1.1. Pengertian Model Diktat Teknologi
Model Diktat teknologi yaitu model Diktat yang bertujuan memberikan
penguasaan kompetensi bagi para peserta didik, melalui metode pembelajaran individual, media buku atau pun elektronik, sehingga mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar tertentu.
Ciri-ciri Model Diktat Teknologi :
a. Mengacu pada perkembangan teknologi
b. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran;
c. Tujuan; penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku
d. Metode; kegiatan pembelajaran dipandang sebagai proses mereaksi terhadap
stimulus yang diberikan, bila terjadi respons sesuai harapan, maka respons tersebut diperkuat.
e. Evaluasi dilakukan setiap saat (pada akhir satuan pelajaran maupun semester)
Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum teknologis. Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam tekonologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar (director of learning), lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
2.1.2. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Secara umum teknologi dewasa ini telah merambah kepada berbagai aspek di masyarakat, tidakhnya untuk industri, ekonomi, sosial maupun pendidikan dan khususnya pembelajaran. Proses dan produk teknologi yang dihasilkan, tidak semuanya dapat dimanfaatkan dan secara relevan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan terutama untuk proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (200 : 48) mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional yang bersifat timbal balik baik diantara perangkat Kelurahan maupun masyarakat setempat dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pelatihan. Dari makna pelatihan di atas terdapat makna inti bahwa pelatihan harus mengandung unsur komunikasi dan informasi. Dengan demikian produk dan proses teknologi yang dibutuhkan dalam pelatihan sesuai dengan karakteristik tersebut.
Dengan demikian teknologi yang berhubungan langsung dengan pelatihan adalah teknologi informasi dan komunikasi ( Information Communicatio and Technology). Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum lebih pada pengolahan data dan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Sebagai contoh salah satu aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah videoconference, yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan (networking) antar clien dengan fasilitas internet, pesan pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak diterima, diolah,dianalisis dan ditrasmisikan, oleh teknologi informasi sehingga sampai pada masingmasing pihak melalui internet dengan jaringan satelit atau kabel. Peran teknologi komunikasi adalah mengatur mekanisme antar kedua belah pihak dengan cara desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas, pesan teks, suara, video memenuhi standar komunikasi, pengaturan feed back sehinggakomunikasi berlangsung menjadi dua arah. Secara lebih ringkas, Martin mengemukakan adanya keterkaitan erat antara Teknologi Informasi dan Komunikasi, teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi (information delivery). Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan masyarakat Kelurahan Pleburan memadukan kedua unsur teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan tujuan masyarakat memiliki kompetensi untuk memanfaatkan
teknologi informasi sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan komunikasi yang baik.
2.1.3. Pengertian Teknologi Pelatihan
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa
perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itusendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.” Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
2.2. Macam-macam Teknologi
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang. Berikut ini adalah macam-macam teknologi yaitu:
1. Teknologi Cetak; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan,
seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan
mekanis atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan
pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa
cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak. Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang; (2) keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif; (3) keduanya berbentuk visual yang statis; (4) pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual; (5) keduanya berpusat pada pembelajar; dan (6) informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
2. Teknologi Audio-Visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis. Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) bersifat linier; (2) menampilkan visual yang dinamis; (3) secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang; (3) cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak: (4) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif; (5) sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
3. Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”. Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat : (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak
biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
• secara linier
• seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
•Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
4. Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini,– khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar. Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : seperti yang dirancang oleh pengembangnya. Pembelajar, relevan dengan kondisi pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar.
dan pemanfaatan bahan pembelajaran pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
• Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media. Kemudian yang dimaksud dengan pemanfaatan media; yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
Berisi pembahasan mengenai pemanfaatan teknologi Pelatihan pada model kursus teknologi atau Diklat dalam kegiatan pelatIhan
1.3 Tujuan Dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan pemanfaatan teknologi website adalah : Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Dengan Pemanfaatan informasi melalui website di Kelurahan Pleburan dan mewujudkan pelayanan one stop service yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis, terintegrasi, efektif, efisien dan transparan di Kelurahan Pleburan;
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari penggunaan website ini Meningkatkan pelayanan yang efektif, efisien, informatif dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang penggunaan internet untuk mengakses syarat-syarat melalui website Kelurahan Pleburan dalam pelaksanaan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dilaksanakan pada jangka pendek meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Membentuk Tim Kerja
2. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data, syarat-syarat dalam penyusunan program kerja dan jadwal kegiatan ;
3. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan stakeholder internal dan Eksternal ;
4. Ketersediaan media informasi di Kelurahan Pleburan ;
5. Membuat Standar Pelayanan Publik
6. Menyusun alur pelayanan
7. Memasukan data-data ke Website Kelurahan
8. Melaksanakan sosialisasi RT,RW,PKK dan LKMD
9. Memberikan pembinaan aparat pelayanan
10. Melaksanakan sosialisasi, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
3.1. Teknologi dan Hubungannya dengan Metodologi Pembelajaran
Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu / kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan. Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada peserta didik, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984).Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang
pembelajaran diperlukan langkah-langkah procedural meliputi : identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989).
Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pelatihan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar.
Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa ” Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, mengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar” (Barbara, 1994).
3.2. Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administrative untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh mahassiswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai dosen yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
3.3. Peran Teknologi (ICT) dalam Metodologi Pembelajaran
3.4. Aplikasi Teknologi Dalam Metodologi Pembelajaran
3.4.1. Pemanfaatan Sumber Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas
dari sistem yang lainnya yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah sumber belajar (learning resources). Sumber belajar lahir dalam upaya untuk meningkatkan kadar hasil belajar. Secara sederhana sumber belajar adalah daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran untuk kemudahan kepada mahasiswa dalam belajar memahami dan memperoleh suatu keterampilan (performace) dalam pembelajaran. Dalam pengembangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat untuk pembelajaran disebut juga learning resources by design misalnya : buku, brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film strip, dll, kedua sumber belajar dimanfaatkan dan tidak secara sengaja dirancang untuk pembelajaran yang ada disekitar kita.Sumber belajar ini disebut juga learning resources by utilization. Misalnya : alam sekitar, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan sebagainya. Semua sumber belajar baik yang dirancang maupun yang tidak dirancang dapat diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan, teknik dan metode, dan lingkungan. Secara rinci sumber belajar terdiri dari :
a. Guru sebagai pihak yang menyelurkan pesan pembelajaran.
b. Media meliputi bahan (software) dan perlengkapan (hardware).
c. Teknik atau metode sebagai cara atau metode dalam menyampaikan informasi.
d. Lingkungan tempat interaksi belajar mengajar terjadi.
3.4.2. Penggunaan Media Pembelajaran
Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara ataupengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan merujuk pada devinisi tersebut maka media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar atau berbagai jenis sumberdaya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang menakankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras. Nilai media ditentukan oleh fungsinya yang sangat kuat untuk meningkatkan kadar hasil belajar, beberapa fungsi media meliputi :
• Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu.Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film atau direkam melalui radio kemudian peristiwa itu dapat disampaikan dan dapat digunakan manakala diperlukan dan dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video.
Secara sederhana perolehan pengalaman belajar dapat dilihat sebagai berikut :
Kedudukan media cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%)
3.5. Aplikasi Multimedia dalam Pembelajaran
Teknologi perangkat keras yang berkernbang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi., Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkernbangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkernbangan sejumlah penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak mernberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkernbangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkernbangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik peserta didik. Dalam sudut pandang proses pernbelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikernbangkan, telah mernberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengernbangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya.
3.6. Penggunaan bahan Pembelajaran Interaktif (CBI)
Berkembangnya ilmu dan teknologi, membawa perubahan pula pada bahan belajar. Sebelum berkembangnya teknologi komputer bahan belajar yang pokok digunakan dalam dunia pendidikan adalah semua yang bersifat Printed Matterial, seperti halnya buku, modul, makalah, majalah, koran, tabloid, jurnal, hand out liflet, buklet dan sebagainya yang semuanya menggunakan bahan tercetak. Adanya perubahan dalam bidang teknologi khususnya teknologi informasi, membawa paradigma baru pada larning matterial dan Learning Method. Produk TI dewasa ini telah memberikan alternatif berupa bahan belajar yang dapat digunakan dan diakses oleh peserta yang tidak dalam bentuk kertas namun berbentuk CD, DVD, Flashdisk, dll. Inti dari bahan tersebut adalah berupa program/software yang dapat\dimanfaatkan apakah sekedar mengambil data, membaca, download bahkan sampai berinteraksi antara program dengan peserta dengan memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama. Dalam terminologi teknologi pembelajaran konsep tersebut dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis komputer atau CBI (Computer Based Instruction). Dalam hal ini komputer tidak hanya dimaknai sebagai ilmu yang harus dipelajari peserta didik (computer as science) namun komputer sebagai alat yang membantu untuk mempebelajari berbagai materi pelajaran (computer as tools).
Di internet terdapat situs-situs yang berhubungan dengan seni dan budaya-budaya yang dapat dijadikan bahan untuk belajar dan pembelajaran, tengoklah situs http://www.indian-heritage.org/ untuk mengetahui tentang kulturindia, juga kita dapat melihat kultur budaya Bali misalnya http://www.indo.com/interests. Kita dapat melihat budaya bali dengan segala unsurnya.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Setelah melihat gambaran di atas, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam program jangka pendek ini dapat tersampaikan informasi penggunaan website Kelurahan kepada masyarakat Kelurahan Pleburan
2. Namun dalam memberikan pelayanan publik Kelurahan Pleburan masih terdapat beberapa permasalahan, diantaranya adalah :
a. Masyarakat merasa kurang puas dan kecewa terhadap pelayanan yang dirasakan berkaitan dengan prosedur yang ada.
b. Masih ada pegawai yang memberikan pelayanan masih dirasakan berbelit-belit oleh sebagian masyarakat
c. Kurangnya kepedulian petugas pelaksana pelayanan
d. Masih terdapat pegawai yang bekerja tanpa memperhatikan prosedur tetap ataupun hanya menyelesaikan pekerjaan karena keterpaksaan dari pimpinan dan bukan karena rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan.
e. Fasilitas yang masih kurang baik dalam memberikan pelayanan
4.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, dapat direkomendasikan sebagai berikut :
1. dalam Tujuan program kerja Jangka Panjang dapat ditindak lanjut pada tahap berikut setelah selesai pelatihan penggunaan website.
2. Meningkatkan kompetensi pegawai sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat lebih cepat dan efisien.
2. Meningkatan kepedulian petugas dalam pelaksana pelayanan
3. Meningkatan kinerja pegawai dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksi masing-masing.
4. Memfasilitasitasi sarana prasarana pelayanan yang belum memadai.
